Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada seseorang warga Negara Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Tidak sembarangan orang memang dapat menyandang secara resmi gelar pahlawan nasional. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Salah satu diantaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lainnya untuk mencapai/merebut/mempertahankan/ mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Beberapa kriteria untuk dapat diberikan gelar pahlawan nasional antara lain sebagai berikut.
- Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya :
- Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/ perjuangan dalam bidang lain mencapai/ merebut /memper tahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
- Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
- Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
- Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
- Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
- Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
- Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
- Datam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NO | Nama | SK Presiden | Asal Daerah / Daerah Pengusul | Ket |
1. | Tjuk Njak Dhien 1850 - 1908 | 106 Tahun 1964 2 – 5 - 1964 | D. I. Aceh | |
2. | Tjut Meutia 1870 | 107 Tahun 1964 2 – 5 - 1964 | D. I. Aceh | |
3. | Raden Adjeng Kartini 1879 - 1904 | 108 Tahun 1964 2 – 5 - 1964 | Jawa Tengah | |
4. | Raden Dewi Sartika 1884-1947 | 252 Tahun 1966 1-2-1966 | Jawa Barat | |
5. | Martha Christina Tijahahu 1800-1818 | 012/TK/1969 20-5-1969 | Maluku | |
6. | Maria Walanda Maramis 1872-1924 | 012/TK/1969 20-5-1969 | Sulawesi Utara | |
7. | Nyai Achmad Dachlan 1872-1946 | 042/TK/1971 22-9-1971 | D. I. Yogyakarta | |
8. | Nji Ageng Serang 1752-1828 | 084/TK/1974 13-12-1974 | Jawa Tengah | |
9. | H.Rasuna Said 1910-1965 | 084/TK/1974 13-12-1974 | Sumatera Barat | |
10. | Ny. Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto 1923 - 1996 | 060 / TK/ 1996 30 – 7 - 1996 | Surakarta | |
11. | Hj. Fatmawati Soekarno 1923 - 1980 | 118 / TK / 2000 4 – 11 - 2000 | Bengkulu | |
12. | Opu Daeng Risadju | 085/TK/TH 2006 3-11-2006 | Sulawesi Selatan |
Biodata | |
Nama | : Tjoet Nja’ Dhien (Cut Nyak Dien) |
Asal Daerah | : Aceh |
Penetapan | : 2 Mei 1964 |
Lahir | : Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848. |
Wafat | : Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. |
Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar (suaminya), memimpin berbagai peperangan di tanah rencong melawan pasukan Belanda sejak tahun 1880. Belanda mengakui kewalahan menghadapi duet pemimpin ini. Sepeninggal suaminya. Perjuangan Cut Nyak Dien pernah dalam film drama epos berjudul Tjoet Nja' Dhien pada tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot dan dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Pang Laot, Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar dan juga didukung Rudy Wowor. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik, dan merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989). |
Biodata | |
Nama | : Tjoet Nja’ Meutia (Cut Nyak Meutia) |
Asal Daerah | : Aceh |
Penetapan | : 2 Mei 1964 |
Lahir | : Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870 |
Wafat | : Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910. |
Awalnya Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sepeninggal suaminya Tjoet Meutia terus melakukan perlawanan kepada Belanda bersama Pang Nagroe, hingga akhirnya tewas pada tanggal 26 September 1910. |
Biodata | |
Nama | : Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto |
Asal Daerah | : Jawa Tengah |
Penetapan | : 30 Juli 1996 |
Lahir | : Surakarta, Jawa Tengah, 23 Agustus 1923 |
Wafat | : Jakarta, 28 April 1996 |
Turut dalam Laskar Putri Indonesi pada masa perang revolusi kemerdekaan RI, serta menyelenggarakan dapur umum dan P3K bagi pejuang. Menjadi Ibu Negara masa pemerintahan Presiden Suharto, Mendirikan Taman Mini Indonesia Indah, Taman Buah Mekarsari, Perpustakaan Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. |
Biodata | |
Nama | : Hj. Fatmawati Soekarno |
Asal Daerah | : Bengkulu |
Penetapan | : 4 Nopember 2000 |
Lahir | : Bengkulu, 5 Februari 1923 |
Wafat | : Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 |
Penjahit Bendera Pusaka “Sang Saka Merah Putih” yang dikibarkan pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945. Beliau juga ialah istri ketiga Soekarno dan Ibu Negara RI yang pertama. Ia menggalang dana untuk membangun rumah sakit yang sekarang bernama RSUP Fatmawati |
Biodata | |
Nama | : Hj. Rangkayo Rasuna Said |
Asal Daerah | : Sumatera Barat |
Penetapan | : 13 Desember 1974 |
Lahir | : Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 |
Wafat | : Jakarta, 2 November 1965 |
Pernah dipenjara Belanda pada tahun 1932 karena memprotes ketidakadilan Pemerintah Hindia Belanda. Pernah duduk menjadi anggota DPR-RIS dan Dewan Pertimbangan Agung. Semasa hidupnya, beliau juga aktif memperjuangkan persamaan hak pria dan wanita. |
Biodata | |
Nama | : Maria Walanda Maramis |
Asal Daerah | : Sulawesi Utara |
Penetapan | : 20 Mei 1969 |
Lahir | : Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872 |
Wafat | : Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924 |
Bercita-cita memberdayakan kaum ibu, Mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) pada tahun 1917 untuk memperjuangkan pendidikan bagi wanita khususnya kaum ibu agar dapat meningkatkan kesehatan anak dan kesejahteraan keluarga. Pada tahun 1919, beliau memperjuangkan agar wanita memiliki hak suara di lembaga perwakilan Minahasa Raad. |
Biodata | |
Nama | : Martha Christina Tiahahu |
Asal Daerah | : Maluku |
Penetapan | : 20 Mei 1969 |
Lahir | : Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 |
Wafat | : Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1801 |
Mengangkat senjata terjun langsung dalam perang melawan Belanda membantu ayahnya yang merupakan pembantu Kapitan Pattimura. |
Biodata | |
Nama | : Nyai Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan |
Asal Daerah | : Daerah Istimewa Jogjakarta |
Penetapan | : 22 September 1971 |
Lahir | : Kauman, Jogjakarta 1872 |
Wafat | : Kauman, Jogjakarta 31 Mei 1946 |
Lebih akrab dengan panggilan Nyai Ahmad Dahlan, memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di bidang pengetahuan agama dengan mengadakan pengajian untuk kalangan wanita. Pengajian ini akhienya berkembang dan menjadi wadah organisasi ibu-ibu yang bernama “Lembaga ‘Aisyiyah” dalam organisasi Muhammadiyah. |
Biodata | |
Nama | : Nyi Ageng Serang |
Asal Daerah | : Jawa Tengah |
Penetapan | : 13 Desember 1974 |
Lahir | : Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 |
Wafat | : Yogyakarta, 1828 |
Pemimpin daerah Serang, beliau memimpin pasukan dari tandu, membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda selama 3 tahun. |
Biodata | |
Nama | : Opu Daeng Risadju |
Asal Daerah | : Sulawesi Selatan |
Penetapan | : 3 Nopember 2006 |
Lahir | : Palopo, Sulawesi Selatan 1880 |
Wafat | : Palopo, Sulawesi Selatan 10 Februari 1964 |
Melakukan pemberontakan terhadap tentara NICA pada tahun 1946. Beliau berhasil ditangkap beberapa bulan kemudian dan mengalami penyiksaan yang menyebabkan beliau menjadi tuli hingga akhir hayatnya |
Biodata | |
Nama | : Raden Ajeng Kartini |
Asal Daerah | : Jawa Tengah |
Penetapan | : 2 Mei 1964 |
Lahir | : Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 |
Wafat | : Rembang, 17 September 1904 |
Pelopor kebangkitan perempuan karena pikiran dan pandangannya mengenai emansipasi wanita. Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. |
Biodata | |
Nama | : Raden Dewi Sartika |
Asal Daerah | : Jawa Barat |
Penetapan | : 1 Desember 1966 |
Lahir | : Bandung, 4 Desember 1884 |
Wafat | : Tasikmalaya, 11 September 1947 |
Tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita dengan mendirikan Saloka Istri pada tahun 1904. Bakat dalam cara Dewi Sartika memberi pelajaran kepada para masyarakat terutama kaum perempuan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, telah menjadikan semangat dan cita-cita untuk terus berupaya agar anak-anak dan kaum perempuan pribumi bisa mendapat kesempatan memperoleh ilmu pengetahuan. |
Show Disqus Comment Hide Disqus Comment